BeritaAzam.com, Belanda – Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Andi Widjajanto, dengan tegas menguraikan langkah-langkah krusial yang diambil oleh Indonesia untuk menjawab tantangan konektivitas global dalam rangka mempertahankan posisi geopolitiknya di panggung dunia.
Pemaparan ini terungkap dalam seminar akademik Simposium PPI Dunia yang mengusung tema “Bangsa yang Melompat Jauh Menggapai Indonesia Masa Depan yang Transformatif,” yang diadakan di Belanda pada tanggal 8 Agustus 2023.
Andi Widjajanto menjelaskan bahwa gagasan konektivitas telah lama muncul dari berbagai negara, seperti Belt and Road Initiative dari Tiongkok, Indo-Pacific Economic Framework dari Amerika Serikat, serta Transportation Corridor Europe Caucasus Asia dari Uni Eropa.
“Kita tengah menghadapi era geopolitik konektivitas. Sayangnya, proposisi-proposisi semacam ini dapat memecah belah dunia menjadi beberapa kubu, seperti misalnya antara Belt and Road Initiative dari Tiongkok dan Indo-Pacific Economic Framework dari Amerika Serikat,” ungkap tokoh penting dari London School of Economics and Political Science (LSE).
Andi Widjajanto menyoroti pentingnya memahami potensi bahaya dari gangguan konektivitas yang berdampak pada kerentanan suatu negara. Ia mengambil contoh ketidakstabilan konektivitas maritim saat konflik antara Ukraina dan Rusia, serta polarisasi antara Amerika dan Tiongkok.
Namun, meskipun mengidentifikasi risiko tersebut, Andi Widjajanto menyatakan bahwa Indonesia juga harus memanfaatkan peluang yang dihadirkan oleh inisiatif konektivitas. Ia menyoroti aspek teknologi, pertahanan, ekonomi, dan komoditas strategis sebagai bidang-bidang penting yang perlu diperhatikan. Langkah-langkah ini sangatlah krusial bagi Indonesia untuk memajukan pembangunan ekonomi dan tetap berkompetisi secara sehat di panggung global.
“Kita perlu melakukan tindakan sinergis dan memeluk keyakinan serta optimisme bahwa Indonesia memiliki potensi untuk melompat jauh ke depan,” ungkapnya.
Pada seminar akademik yang sama, Sampeyan Dalem Ingkang Jumeneng Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara X, Penguasa Kadipaten Mangkunegaran, turut memberikan paparan penting. Ia membahas peran generasi pelajar dalam menghadapi era disrupsi, khususnya dalam menjaga kesadaran akan budaya sebagai identitas nasional yang autentik.
“Sebagai generasi muda yang hidup di era kemajuan teknologi, kita tidak punya opsi selain beradaptasi dengan perubahan ini. Kuncinya adalah kemampuan kita dalam secara strategis memanfaatkannya untuk mempromosikan dan memperkuat kesadaran terhadap tradisi dan nilai-nilai budaya bangsa,” tutupnya, sesuai dengan uraian dalam seminar akademik Simposium PPI Dunia.*