BeritaAzam.com, Pekanbaru – Anggota Komisi 5 DPR RI, Effendi Sianipar, menilai keluarnya Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru dari usulan 15 bandara internasional adalah sesuatu kekeliruan kebijakan yang sangat fatal.
Hal tersebut disampaikan politisi PDIP tersebut kepada media, Senin (27/1/2023). “Secara angka jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun 2022 pasca Covid-19 ke Riau mencapai 100.000 kunjungan. Oleh sebab itu saya menanyakan kenapa bandara internasional di Pekanbaru akan ditutup,” katanya.
Ia mengatakan bagi masyarakat Riau keberadaan SSK II sebagai bandara internasional sangat penting. Selain karena banyak masyarakat asal Riau yang menetap di Malaysia dan mereka sering pulang ke kampung halamannya, juga karena banyak warga Negeri Lancang Kuning yang memiliki urusan penting ke negeri jiran tersebut seperti berobat dan liburan ke Malaysia dan Singapura.
Effendi Sianipar yang juga membidangi masalah Perhubungan ini menyebutkan bila Bandara SSK II Pekanbaru tidak lagi berstatus bandara internasional, tentu risikonya para wisman tidak bisa lagi langsung berkunjung ke Pekanbaru.
Menurutnya rencana kebijakan ini perlu dikaji lebih lanjut sebelum benar-benar diputuskan dan dijalankan. Karena apabila Pekanbaru tidak masuk dalam 15 bandara internasional maka bandara Pekanbaru sudah tidak lagi melayani penerbangan internasional. Dengan adanya layanan penerbangan antar negara di Pekanbaru, ada timbal balik yang selama ini dirasakan para pelaku usaha melalui Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
“Untuk menindaklanjuti masalah ini, Saya akan langsung bersurat ke Kementerian Perhubungan untuk memperjuangkan Bandara Sultan Syarif Kasim II tetap menjadi bandara internasional, dengan langkah ini diharapkan rencana penghapusan status bandara internasional di Pekanbaru dapat dibatalkan,” katanya.
Adapun Kementerian BUMN berencana merampingkan sebanyak 32 bandara internasional di Indonesia, menjadi hanya sekitar 14-15 bandara internasional saja. Beberapa pertimbangan yang diambil diantaranya dari jumlah kendatangan wisman di bandara, lalu lintas kargo, hingga lokasi bandara paling barat dan paling timur di Indonesia.*