BeritaAzam.com, Pekanbaru – Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning Pekanbaru (Fahutan Unilak) mengadakan workshop pengembangan inovasi pembelajaan dengan metode ” Project Based Learning dan Case Studi”.
Workshop ini diadakan seiring dengan lolos hibah dalam Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) 2022.
Pelaksanaan workshop yang dilakukan selama dua hari, Senin 31 Oktober sampai 01 November 2022 ini, dibuka oleh Dekan Fahutan diwakili Wakil Dekan III Dodi Sukma RA SHut MSi dengan peserta kepala program studi (kaprodi), dosen, pegawai dan staf Fahutan.
Sementara narasumber yaitu Prof Dr Ir Lailan Syaufina MSc dengan moderator Ir Emmy Sadjati MSi.
Prof Dr Lailan merupakan guru besar IPB University dengan keahlian kebakaran hutan dan lahan. Menempuh pendidikan S2 di Jerman dan S3 di University Putra Malaysia.
Wakil Dekan III Fahutan Unilak Dodi Sukma saat membuka workshop mengabarkan, kegiatan diadakan seiring keberhasilan Fahutan Unilak yang berhasil meraih hibah PKKM Dikti dengan inisiator oleh Ir Emmy Sadjati dosen Fahutan yang juga dekan dimasanya
“Saya ucapkan terima kasih kepada Prof Dr Lailan yang berkenan menjadi narasumber. Semoga ilmu dan pengalaman yang disampaikan menjadi amal jariyah yang tidak putus-putus,” ujar Dodi
Dikabarkan lulusan Fahutan Unilak ini, sekarang melalui kebijakan MBKM para dosen, mahasiswa dan staf mahasiswa didorong untuk meningkatkan kompetensi dan pengalaman, khususnya bagi dosen. Salah satunya adalah pengembangan inovasi pembelajaran dengan metode project based learning dan case study.
“Tujuan pelatih untuk meningkatkan kompetensi dosen. Luarannya adalah meningkatkan kualitas pengajaran di Fahutan. Diharapkan Fahutan Unilak bisa mewujudkan visi menjadi Fakultas Kehutanan Unggul di tingkat nasional yang berdasarkan Budaya Melayu tahun 2030. Saya berharap workshop bisa berjalan dengan baik sehingga tercapai tujuan yang diinginkan,” ucap Dodi.
Sementara itu, Prof Dr Lailan diawal pemaparan memberikan apresiasi kepada Fahutan Unilak.
“Saya percaya Unilak bisa menjadi universitas hebat, dengan dosen-dosen muda memiliki semangat luar biasa dan saya senang sekali hadir di Unilak,” katanya.
Disebutkan Guru Besar IPB University ini, saat ini adalah situasi VUCA (volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity) dimana kondisi ketika perubahan terjadi begitu cepat, tidak pasti, kompleks dan ambigu yang disebabkan karena transformasi digital atau teknologi.
“Pandemi Covid-19 merubah kehidupan kita semua, yang tadi belajar kita di Universitas dengan off line, bertemu langsung ,bertatap muka langsung, saat pandemi covid berubah metodenya. Sekarang bertemu secara virtual. Itu adalah hal yang sangat distrubtif, tidak stabil dan sulit di prediksi,” ujar Prof Lailan.
Untuk menghadapi situasi Vuca itu, maka generasi kedepan harus punya beberapa skill. Skill adaptasi, kemudian harus komitmen, engagenmenet(keterikatan) skill kolaborasi, skill kerjasama, fleksiel, skill, program solvinf, kemampuan data analitic.
“Unilak kampus yang berada di Riau, sungguh beruntung karena dalam pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka banyak tempat untuk pelaksanaan MBKM, Unilak betul betul berada di lapangan. Ada lokasi lahan gambut bisa tempat penelitian, ada kebakaran hutan dan lahan juga bisa penelitian. Ada dua perusahaan besar nasional di Riau untuk program MBKM. Saya sangat yakin Fahutan Unilak bisa mendapatkan studi internasional,” tegas Prof Lailan.*