BeritaAzam.com, Pekanbaru – Pagi itu suasana terasa sejuk di Komplek Perkantoran Pertamina Hulu Rokan (PHR), Rumbai. Bulir embun memutih di rerumputan. Burung-burung bersiul merdu di balik rindangnya tegakan pohon. Kawanan monyet ekor Panjang (macaca fascicularus) begitu riang menyambut pagi. Dalam pelukan sang induk, bayi macaca celingak celinguk tampak ‘menggemaskan’.
Owa Ungko (hylobates agilis) seolah tak mau ketinggalan, bertengger di dahan pohon, nikmati pagi dengan pucuk-pucuk segar. Cahaya matahari perlahan menembus celah-celah daun, Seekor tupai (Callosciurus prevostii) tiba-tiba muncul, lalu melompat di ranting tanjung. Ia bukan tupai biasa, bergerak lincah pamerkan harmoni tiga warna di tubuhnya. Suasana pagi di Kamp PHR memang sangat menakjubkan, seoalah mengobati kerinduan alam yang harmoni di tengah riuhnya ibu kota Pekanbaru.
Komplek Perkantoran PHR di Rumbai begitu asri, memiliki hutan alam tropis yang masih sangat terjaga. Hutan Rumbai memiliki keistimewaan flora dengan ketinggian pohon yang bervariasi, keragaman cara hidup serta tegakan pohon yang khas.
Tegakan Hutan alam dengan kubahnya yang ribun menjadi bukti betapa tingginya komitmen PHR dalam menjaga alam dan lingkungan. Hari Keanekaragaman Hayati Internasional yang jatuh pada 22 Mei setiap tahunnya merefleksikan kembali pentingnya menjaga alam dan lingkungan. Bagi PHR, mempertahankan keanekaragaman hayati menjadi nilai penting yang dianut di mana pun beroperasi.
“PHR berkomitmen untuk terus menjalankan operasi dengan mengedepankan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan. Menjaga keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan energi nasional dan perlindungan ekosistem menjadi suatu hal yang sangat penting untuk keberlanjutan,” kata Pj Corporate Secretary PHR Regional 1 Sumatra Eviyanti Rofraida.
Sebagai salah satu produsen minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia, PHR menyadari pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem di area operasi. Peduli lingkungan bahkan diwujudkan dalam kegiatan operasi dengan pendekatan teknologi terkini ramah lingkungan.
seperti Interkoneksi Booster Pump ke Village Line, sebuah inovasi penyediaan air baku di lapangan Duri Steam Flood dan air baku masyarakat PDAM Tirta Terubuk berasal dari sistem reservoir di WTP KM-125 sebesar 35 BWPD atau setara dengan 2031,23 m3.
Kemudian pengolahan limbah residu proses produksi dengan sistem penimbunan melalui sumur injeksi SMF. Kegiatan ini berhasil mengelola timbulan residu proses produksi sebesar 70.256,72 ton.
Ada pula Program di Bekasap Rokan melalui pengurangan gas suar bakar dengan Penambahan Water Cooling Vapor Recovery Unit (VRU) di Bekasap Gas Plant. Sebuah program penurunan emisi yang berhasil menurunkan 50% buangan associated gas ke flare, meningkatkan produksi gas dan condensate.
“Selanjutnya Implementasi Constructed Wetland pada fasilitas pengolahan air terproduksi. Program penurunan beban pencemar air hasil air olahan Produced Water Treatment Plant sebagai Natured based Solution dengan waktu retensi antara air limbah dengan mikroorganisme pada constructed wetland,” jelasnya.
Berbagai inisiatif melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) terus dikembangkan untuk mendukung upaya konservasi. Salah satunya Konservasi Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus). Kolaborasi dengan BBKSDA Riau, PHR turut andil dalam menjaga konservasi alam dan pelestarian habitat Gajah Sumatradi sekitar wilayah operasi di WK Rokan.
Upaya konservasi Gajah Sumatra diperkuat dengan Program Agroforestri yang melibatkan masyarakat di sekitar area jelajah (home range) gajah liar. Bersama pegiat pecinta alam Rimba Satwa Foundation (RSF) dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, PHR mendorong pemulihan habitat gajah dengan menanam tanaman pakan di area perlintasan gajah serta menanam tanaman yang rendah gangguan atau tidak disukai gajah namun bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat.
Tidak hanya gajah Sumatra, PHR bersama RSF berupaya menjaga keberlangsungan primata endemik Sumatra terancam punah Lutung Kokah (Presbytis femoralis). ribuan bibit pohon telah ditanam sebagai investasi jangka panjang bagi ketersediaan pakan dan ruang hidup lutung kokah.
Dengan mengusung kolaborasi Pentahelix, PHR juga menggandeng masyarakat dalam mendukung konservasi mangrove di Dumai. Kegiatan perlindungan tanaman jenis hutan bakau ini menunjukkan perkembangan cukup baik. Program konservasi mangrove berjalan sejak 2022 dengan luas kawasan awal 2.6 Hektare, namun saat ini terus berkembang mencapai 24 Hektare. Selain berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, konservasi mangrove bahkan telah menciptakan sirkular ekonomi sebagai ekoeduwisata.
“PHR akan terus berinovasi dalam menjaga kelestarian lingkungan seiring dengan pelaksanaan operasi produksi migas yang efisien dan aman. Operasi yang ramah lingkungan diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam menjaga ekosistem di sekitar daerah operasi,” ucap Evi.
Atas komitmennya menjaga lingkungan di sekitar operasi, PHR Zona Rokan meraih tiga penghargaan kategori hijau pada Anugerah Lingkungan PROPER, oleh Kementerian Lingkungan Hidup pada Februari 2025 lalu. Penghargaan ini memperkuat komitmen PHR dalam mendukung pencapaian visi menjadi perusahaan energi yang berkelanjutan.*