Karya Anak Negeri Kota Jalur, Pelayanan Kesehatan Bisa Lewat Jari

Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi sudah meluncurkan hasil karya anak negeri kota jalur berupa sebuah aplikasi android yang bisa melayani kebutuhan Kesehatan masyarakat Kuantan Singingi lewat jari masyarakat di hanphone adroid masing-masing.

Beritaazam.com, Kuansing – Berkarya untuk negeri sendiri sudah merupakan sebuah kewajiban bagi warga negara untuk berpartisipasi memajukan tumpah darahnya, tanpa terkecuali bagi masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau sesuai tupoksi masing-masing.

Dunia digitalisasi sudah merubah banyak hal ditengah masyarakat, mau tidak mau masyarakat Kuantan Singingi harus bisa bertranspormasi mengikuti kemajuan teknologi digitalisasi. Dimana saat ini semua pelayanan kebutuhan sudah bisa diakses lewat genggaman (android-red).

Sehingga untuk memanfaatkan teknologi bagi masyarakat Kuantan Singingi yang tersohor memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup handal diberbagai bidang, baik itu bidang Pendidikan, bidang Ilmu Teknologi tak akan begitu sulit bagi SDM Kuantan Singingi untuk berkarya mengikuti perkembangan dunia digitalisasi sepanjang pemerintah bisa memberikan payung hukum bagi mereka untuk berkarya di negeri kota jalur ini.

Hal ini tercermin Senin kemarin Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi sudah meluncurkan hasil karya anak negeri kota jalur berupa sebuah aplikasi android yang bisa melayani kebutuhan Kesehatan masyarakat Kuantan Singingi lewat jari masyarakat di hanphone adroid masing-masing.

“Hari ini Dinas Kesehatan Kuantan Singingi melounching aplikasi “AKU-SIGAP” hasil karya anak negeri kota jalur yang bekerja di Dinas Kominfo Kuantan Singingi,” kata Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kuantan Singingi Jafrinaldi, Senin, 3 Oktober 2022 di Pendopo rumah dinas Bupati Kuantan Singingi.

Menurut Jafrinaldi, Aku-SIGAP dalam akronimnya yakni A-Aplikasi, Ku-Kuansing, S-Santun I- Inopatif. Ga-Siaga, P- Pelayaanan Prima. Sigap itu sendiri sesuai dengan kamus Bahasa Indonesia merupakan suatu yang cepat, siap dan tanggap, bersemangat dan meyakinkan, sesuai dengan implementasi dari visi misi Bupati Kuantan Singingi yaitu Kuansing negeri bermarwah.

“Aplikasi Aku-SIGAP ini hadir untuk mempercepat pelayanan, meminimalisir persoalan persoalan terkait pelayanan kesehatan untuk masyatakat Kuansing,” ucapnya

BACA JUGA:  Buru Cadangan Minyak Baru, PHR Lakukan Survei Seismik 3D di Siak

Selain itu aplikasi Aku-Sigap sudah terintekgarasi dengan 25 UPTD Kesehatan se Kuansing tentu akan menjadi suatu kemudahan bagi 305.248 jiwa (data BPS 2020) untuk berkonsultasi dengan dokter pilihan mereka di aplikasi.

Diketahui Aku–Sigap memiliki beberapa menu diantaranya pendaftaran berobat, jadwal dokter, rawat inap, telepon ambulan, darurat, faskes terdekat, hubungi kami, dan tanya sehat.

Untuk bisa menggunakan Aku-Sigap masyarakat tinggal mendownload aplikasi di Play strore adroid masing-masing dan membuat akun seterusnya ikuti petunjuk agar bisa akunnya aktif.

Tidak itu saja, Dinas Kesehatan untuk mencapai target Universal Health Coverage (UHC) juga sudah menjadikan 25 UPTD Puskesmas di Kuansing menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Untuk diketahui, UHC merupakan sistem penjaminan kesehatan yang memastikan setiap warga dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, bermutu dengan biaya terjangkau.

Sementara menurut Kadis Kesehatan Provinsi Riau Zainal Arifin persyaratan sebuah daerah bisa UHC bila sudah terpenuhi 95 persen kuoto Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan bisa mendapatkan Jaminan Kesehatan Semesta (JKS) dari BPJS.

“Untuk saat ini, Kabupaten Kuantan Singingi baru di angka 80,79 persen capaian kepesertaan BPJS dan harus bisa terpenuhi angka 95 persen tahun 2023 bila ingin Jaminan Kesehatan Semesta,” sebut Zainal Arifin.

kemudian Suhardiman Amby yang merupakan pemimpin negeri jalur tersebut juga sudah mempersiapkan bantuan kesehatan kepada 8,97 persen (BPS 2021) masyarakat miskinnya selain dengan BPJS ditanggung pemerintah. Suhardiman Amby juga berkolaborasi dengan Baznas Kuantan Singingi untuk meringankan masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan Kesehatan.

“Saya tidak mau mendengar lagi, ada Pelayanan Kesehatan di Kuansing yang menolak pasien dengan alasan tidak ada biaya atau tidak ada memiliki BPJS,” tegas Plt. Bupati Suhardiman Amby.

BACA JUGA:  Tiket Pilgubri M. Nasir Lengkap, Demokrat-Gerindra Fokus Seleksi Wagubri

“Kesehatan merupakan modal dasar melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk terwujudnya Kuansing Hebat Ekonomi Kuat,” jelasnya.

Orang nomor satu di Kuansing saat ini rupanya sudah menguliahkan 10 orang masyarakat Kuansing dibidang kedokteran untuk mengabdi sebagai dokter di Kuansing kedepannya.

Suhardiman Amby memiliki impian 4 tahun kedepan harus sudah ada minimal 1 dokter setiap Desa untuk memberikan pelayanan Kesehatan kepada masyarakat.

“Kita sudah berikan beasiswa full kepada 10 orang anak negeri yang berprestasi kuliah di Universitas Negeri Riau tahun 2022,” katanya.

Perjalan impian dan cita-cita luhur pemimpin negeri jalur tentu tidak akan berjalan mulus-mulus saja, sebab terkendala banyak faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Pemerintah Kuansing berkeinginan masyarakat yang hebat agar terwujud ekonomi yang kuat, namun masih banyak masyarakat Kuansing pertumbuhan kesehatannya tidak normal (stunting). Berdasarkan data tahun 2020 masih ada 12,34 persen atau 2.536 orang bayi di Kuansing menghalami gizi buruk.

“Data per Februari 2021, jumlah balita yang alami stunting sebanyak 2.536 orang atau 12,34 persen,” kata Plt Kepala Diskes Kuansing, Jafrinaldi, Jumat (23/07/2021) di Telukkuantan. (Sumber: Kuansing.go.id)

Pemkab Kuansing memang sudah berupaya menekan angka stunting memalui berbagai program yang melibatkan bidan Desa dan kader posyandu disetiap Desa Se Kuansing, namun usaha tersebut belum maksimal.

Hal ini bisa saja terjadi karena sistem sosialisasi yang dilakukan oleh bidan dan Kader posyandu belum menyentuh hati para ibu-ibu dimasyarakat saat menyampaikan metode pencegahan stunting.

Jafrinaldi juga mengakui hal tersebut masih minimmnya kesadaran para ibu hamil dan pasca melahirkan untuk mengikuti saran dari pihak Kesehatan dalam memberikan asupan gizi kepada bayi.

“Kita sudah tegaskan kepada para tenaga Kesehatan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat harus dengan Bahasa ibu, agar lebih tersentuh para ibu hamil dan pasca melahirkan mengikuti arahan Kesehatan,” ujarnya saat berbincang di Telukkuantan.*