Peneliti Unilak Diundang Ke London, Paparkan Tentang Koleksi Tulis Istana Siak

BeritaAzam.com, Pekanbaru – Peneliti dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Lancang Kuning (Unilak), Iik Idayanti, M.Hum, diundang untuk menyampaikan presentasi tentang koleksi tulisan Istana Siak di London, Inggris.

Presentasi tersebut dilakukan di School Of Oriental and African Studies (SOAS) pada tanggal 24-26 Mei 2023. Acara tersebut merupakan bagian dari program Mapping Sumatra’s Manuscripts Culture yang didanai oleh The Leverhurlme Trust Funded.

Topik utama program ini membahas tentang campur tangan kolonial dalam keberadaan koleksi perpustakaan lokal. Diskusi umum di Asia Tenggara dan Eropa menyatakan bahwa perpindahan koleksi naskah ke tangan kolonial, baik melalui permintaan maupun perampasan, merupakan bentuk pencurian dan tindakan kekerasan yang disengaja terhadap epistemologi lokal.

Namun, wacana akademis dalam kajian pernaskahan Melayu jarang menekankan aspek ini. Oleh karena itu, dalam pertemuan yang diadakan oleh SOAS ini, para peneliti berkumpul untuk membahas topik tersebut serta dampak-dampak lain dari kolonialisme terhadap koleksi naskah perpustakaan di kepulauan Asia Tenggara.

SOAS adalah singkatan dari School Of Oriental and African Studies, sebuah institusi pendidikan tinggi yang merupakan bagian dari Universitas London dan terletak di Bloomsbury, London. Kampus ini telah berdiri sejak tahun 1916.

Bidang studi yang menjadi keunggulan di SOAS meliputi hukum, ilmu sosial, humaniora, dan bahasa dengan fokus pada Asia dan Afrika. SOAS merupakan salah satu universitas terbaik di Britania Raya dan selalu masuk dalam 10 besar peringkat universitas.

Lik Idayanti, yang juga menjabat sebagai Kaprodi Sastra Daerah FIB Unilak dan sedang menempuh program doktor di Universitas Indonesia, berhasil diundang ke SOAS bersama dengan para peneliti dari Indonesia dan universitas internasional lainnya.

Dari Indonesia, lebih dari 10 orang ikut berpartisipasi dalam acara ini, di antaranya berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Jambi, UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Udayana Bali, dan Universitas Padjadjaran. Sedangkan dari luar negeri, ada delegasi dari SOAS Universitas London, Universitas Oxford, Universitas Hamburg, Universitas Cologne, Universitas Oslo, EFEO Perancis, Universitas Heidelberg, Universitas Koln, Kyushu University, dan Hebrew University of Jerussalem.

BACA JUGA:  Sinergi Humas Polri dan SMSI Wujudkan Pemilu Damai yang Berkualitas

Kegiatan lokakarya ini berlangsung selama tiga hari, yaitu pada tanggal 24-26 Mei 2023. Iik Idayanti mempresentasikan materi berjudul “Jejak Kolonial dalam Koleksi Khusus Istana Siak Sri Inderapura” di depan para peneliti dunia.

Menurut Iik, topik yang disampaikannya adalah jejak kolonial dalam koleksi khusus Istana Siak. Ia membahas jejak keberadaan kolonial dari dua sisi, yaitu dokumen surat-surat dan naskah kuno. Informasi tentang naskah kuno yang terdapat di Istana Siak sangatlah sedikit.

Jika ada, naskah-naskah tersebut tersimpan di perpustakaan di Jakarta dan di perpustakaan Universitas Leiden di Belanda. Informasi ini didapatkan dari katalog naskah masing-masing lembaga. Dalam keterangan tersebut disebutkan bahwa naskah-naskah tersebut berasal dari abad ke-19 yang ditulis oleh orang Siak dan orang Pekanbaru.

Kemudian, koleksi tersebut dipindahtangankan kepada orang Belanda. Dari keterangan ini juga dapat dilihat bahwa pada abad ke-19, masyarakat Siak memiliki kemampuan literasi yang tidak kalah dengan masyarakat Penyengat, Tanjung Pinang, dan Lingga.

Sementara itu, tinggalan dalam bentuk dokumen surat berasal dari masa Sultan Syarif Hasim dan Sultan Syarif Kasim II (akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20).

Dokumen surat tersebut memiliki berbagai hal yang dapat dibahas mengenai kehadiran kolonial, antara lain penggunaan dua bahasa (Melayu dan Belanda) dalam dokumen cetakan, penggunaan campur kode bahasa Belanda dan Melayu dalam surat-surat sultan, penggunaan nama jabatan berbahasa Belanda bagi pegawai, cap sultan Siak yang menggunakan dua bahasa dan aksara (Melayu-Belanda), serta pencantuman percetakan milik Belanda untuk mencetak dokumen-dokumen kesultanan Siak.

Iik mengungkapkan kegembiraannya dapat membawa nama Istana Siak ke London dan pengalaman berharga bagi dirinya dan Unilak untuk dikenal di luar negeri.

BACA JUGA:  Rayakan Idul Adha Dengan Berbagi, PT KPI Unit Dumai Lakukan Penyembelihan dan Penyerahan Hewan Kurban ke Masyarakat

Hasil dari presentasi di London ini akan dituangkan dalam artikel yang akan diterbitkan di jurnal yang bekerja sama dengan SOAS.*