BeritaAzam.com, Surabaya – Terus melaju untuk Indonesia Maju, menjadi slogan peringatan kemerdekaan Indonesia ke-78. Untuk sukses mencapai cita-cita Indonesia Maju, Wahyudi Agustiono Ph.D selaku Pakar IT SEVIMA memandang bahwa Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI), perlu dimanfaatkan secara serius.
Terlebih, AI kini telah berperan cukup dominan di dunia teknologi dan hampir semua sendi kehidupan manusia telah mendaopsi AI seperti kesehatan, militer dan tentunya pendidikan. Berbagai aktivitas seperti mencari informasi (search engine), sistem navigasi (GPS), konten kreatif dalam bentuk teks dan video, hingga belanja online, kini sudah melibatkan AI.
“Oleh karenanya, kita sebagai masyarakat Indonesia perlu memandang AI lebih merupakan penunjang dalam kehidupan dan kemajuan bangsa. Data tidak lagi hanya berisi informasi, tetapi juga menjadi pengetahuan yang sangat berharga dalam bentuk kecerdasan buatan, yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan Indonesia!,” ungkap Wahyudi dalam Rilis Seminar Informatika Bela Negara di UPN Veteran Jawa Timur, Jum’at (11/08/2023).
Tiga Langkah untuk Memanfaatkan AI
Untuk memetik manfaat dari AI untuk kemajuan bangsa, ada tiga tips yang menurut Wahyudi dapat menjadi pijakan.
Yang pertama, Wahyudi mengajak masyarakat agar bersahabat dengan AI dan tidak merasa asing. Hal ini karena AI sendiri sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak dulu. Bahkan AI menurut Wahyudi merupakan bagian dari kearifan lokal bangsa Indonesia.
Sebagai contoh masyarakat Jawa mengenal AI dalam bentuk primbon. Dimana para leluhur Indonesia dulunya memetakan pola hubungan antara waktu dan musim, dengan berbagai kejadian alam dan sosial. Pola hubungan tersebut dibukukan sekaligus dimanfaatkan untum berbagai kebutuhan.
“Jadi primbon adalah salah satu contoh AI yang kita tahu dari dulu kala. Bedanya, AI yang kita manfaatkan saat ini, pengolahan datanya menggunakan algoritma komputer dan teknologi. Contoh saja ChatGPT, dia bisa menulis karena dilatih dengan data-data tulisan di masa lalu,” ungkap Wahyudi yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris I di Asosiasi Sistem Informasi Indonesia, dan Dosen IT di Universitas Trunojoyo Madura.
Tips yang kedua menurut Wahyudi adalah menggiatkan kolaborasi lintas lapisan masyarakat dan lintas bidang ilmu. Pemanfaatan dan pengembangan AI menurutnya dapat sukses jika dirancang dan diimplementasikan disiplin ilmu yang multi-dimensional.
Wahyudi mencontohkan GPS yang kini bisa sangat bermanfaat untuk perjalanan masyarakat, karena mampu mengkombinasikan pengetahuan informatika dengan geografi.
“AI memiliki sejarah panjang dalam perkembangannya, dimulai sejak tahun 1950-an dengan kemajuan mesin, dan semakin berkembang serta berevolusi hingga saat ini, berkat kolaborasi lintas sektor. Sehingga kita harus terus berkolaborasi, jika ingin sukses memanfaatkan AI,” ucapnya.
Sebagai tips ketiga dan terakhir, Wahyudi juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan AI demi peningkatan produktivitas. Manusia harus mampu memanfaatkan AI sebagai alat yang dapat bekerja secara beriringan, bukan sebagai pesaing.
Wahyudi mencontohkan Generative AI sebagai kecerdasan buatan yang dapat menciptakan berbagai hal seperti tulisan, audio visual, pemrograman, pengenalan bahasa, hingga gambar lukisan. Generative AI tetap membutuhkan manusia sebagai pengendalinya untuk berbagai hal seperti suplai data maupun panduan-panduan dalam bekerja.
“Tanpa orang yang mampu mengetik prompt (panduan) secara baik, maka ChatGPT dan berbagai Generative AI hasilnya tidak akan optimal. Sehingga penting untuk diingat bahwa AI bukanlah suatu keajaiban, tapi sebagai alat untuk dimanfaatkan, dianalisa apa kekurangannya, dan saling melengkapi untuk meningkatkan produktivitas dan kemajuan bangsa,” pungkas Wahyudi.
ChatGPT
Dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-78, Wahyudi Agustiono, Ph.D., seorang pakar IT dari SEVIMA, mengajak masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) sebagai alat untuk kemajuan bangsa. Menurutnya, AI telah menjadi bagian penting dalam dunia teknologi dan kehidupan sehari-hari manusia, termasuk dalam bidang kesehatan, militer, dan pendidikan.
Wahyudi mengemukakan tiga langkah untuk memanfaatkan AI guna kemajuan bangsa:
Bersahabat dengan AI: Wahyudi mendorong masyarakat agar merasa familiar dengan AI dan tidak merasa asing dengannya. AI sudah lama menjadi bagian dari kehidupan manusia, bahkan dalam bentuk kearifan lokal, seperti primbon di budaya Jawa. AI yang digunakan saat ini diperkuat oleh algoritma komputer dan teknologi.
Kolaborasi Lintas Lapisan Masyarakat dan Bidang Ilmu: Wahyudi menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan disiplin ilmu untuk memanfaatkan dan mengembangkan AI dengan sukses. Contoh yang dia berikan adalah penggabungan informasi dari bidang informatika dan geografi dalam penggunaan GPS.
Peningkatan Produktivitas: Wahyudi mendorong masyarakat untuk memanfaatkan AI sebagai alat peningkatan produktivitas, bukan sebagai pesaing. Dia mengutip contoh Generative AI yang dapat menciptakan berbagai hal seperti tulisan, audio visual, dan gambar. Namun, manusia tetap dibutuhkan sebagai pengendali untuk menghasilkan hasil yang optimal.
Wahyudi mengingatkan bahwa AI bukanlah suatu keajaiban, tetapi merupakan alat yang dapat dianalisis dan dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas dan kemajuan bangsa.*