BeritaAzam.com, Jakarta – Dalam upaya terus meningkatkan layanan tenaga listrik di Indonesia, PT PLN (Persero) mengambil langkah inovatif dengan menerapkan transformasi melalui penggunaan smart meter berbasis Advanced Metering Infrastructure (AMI). Smart meter ini merupakan alat pengukur penggunaan listrik yang dilengkapi sistem komunikasi digital canggih, memberikan kemampuan akurat dan berkualitas yang lebih tinggi.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa penggunaan smart meter AMI akan membawa kenyamanan lebih bagi pelanggan. Melalui aplikasi PLN Mobile, pelanggan dapat memantau profil beban dan tagihan listrik secara realtime. Darmawan menekankan, “Dengan smart meter AMI, pelanggan dapat memantau penggunaan listrik mereka secara langsung melalui aplikasi PLN Mobile tanpa perlu menunggu tagihan di akhir bulan. Semua ini dapat dikendalikan dengan mudah hanya melalui satu genggaman.”
Smart meter AMI memungkinkan pilihan layanan yang lebih fleksibel, baik pascabayar maupun prabayar. Keunggulan lainnya adalah kemampuannya mendeteksi gangguan listrik secara realtime, mempercepat waktu pemulihan saat terjadi gangguan.
Darmawan mengklarifikasi bahwa pembaruan kWh meter ke smart meter AMI akan dilakukan tanpa biaya bagi pelanggan. Melalui penggunaan smart meter AMI, pembacaan meter yang sebelumnya manual dapat dilakukan secara digital, lebih akurat, dan menjaga privasi pelanggan dengan lebih baik.
“Penerapan smart meter berbasis AMI membawa banyak manfaat. Data meter dibaca secara real-time dan dapat diakses dari jarak jauh, menghilangkan kebutuhan akan pembacaan meter di lapangan. Ini juga berkontribusi pada menjaga privasi pelanggan,” papar Darmawan.
Program ini akan diluncurkan bertahap, dimulai dari akhir tahun 2023 untuk 1.217.256 pelanggan di beberapa daerah, termasuk Jawa Timur (Sidoarjo), Jawa Tengah (Magelang), Jawa Barat (Bandung), Jakarta, Banten, Bali, Medan, dan Makassar, dimulai pada bulan Juni 2023.
Darmawan juga mencatat bahwa smart meter AMI telah menjalani penelitian dan uji coba di beberapa lokasi. Saat ini, sudah ada 103.615 pelanggan yang menggunakan smart meter berbasis AMI.
Darmawan menambahkan bahwa pengalaman beberapa negara menunjukkan smart meter AMI mampu menghemat energi dan biaya operasional secara signifikan. Di Austria, penerapan AMI berhasil menghemat energi hingga 55% dan biaya operasional hingga 19%. Di Belanda, efisiensi energi mencapai 15%, sementara biaya operasional turun 15%.
Selain manfaatnya dalam sektor kelistrikan, Darmawan berpendapat bahwa smart meter AMI juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang bisnis, seperti energi terbarukan, kendaraan listrik, teknologi pertanian, rumah pintar, dan lainnya.*